~ Welcome To My Blog ~

~ Welcome To My Blog ~

Search

Minggu, 21 November 2010

Just Dreaming part 41 by JBI

Kamu meminjam sepatu skets Chris dan kaus kakiknya, untungnya cukup. Justin terlihat nge-flip rambutnya.
“Ayolah, aku udh ga sabar!” teriak Justin di tengah lapangan.Kamu mengoleskan sun-block di tangan dan kakimu, soalnya udara sangat terik. Maklum, sekarang sudah pukul 12.30 siang.
“Iya sabar,” sahutmu. Chris memegang tanganmu, “Kamu yakin mau ngelakuin ini?”
Kamu mengangguk, “Yap, kenapa engga?”
“Kamu ga takut?”
“Kenapa mesti takut?” tanyamu.
“Aku takut kamu kena hukuman kalah taruhan,” ujar Chris gelisah. “Kamu siap jadi pelayannya Justin selama 4 hari?”
Kamu tertawa, “Aku udah biasa jadi pelayan, walaupun bukan pelayan sih, maksutnya aku udh biasa ngelayanin kebutuhan Jazzy. Jadi aku pasti siap jadi pelayan Justin, apalagi dia kan udh gede, pasti ga ngerepotin.”Jazzy bertepuk tangan, “Yeee..., aku senang deh kamu sama Justin main basket bareng.”“Emang kenapa?” tanyamu.“So sweet gimanaaa.., gitu!” ujar Jazzy centil.“Hey Jazzy, mereka itu bukan main bakset bareng, tapi TANDING BASKET BARENG!” ujar Chris sewot. Jazzy mengulum senyumnya, “Ya maaf, sama aja deh. Pokonya kamu romantis deh ama Justin.”

Kamu mengacak-ngacak rambut Jazzy, “Gaada yang romantis, my dear. Doakan aku menang ya!”Jazzy mengacungkan jempolnya. Ketika kamu mau pergi, Chris menahanmu dengan cara memegang lenganmu. Kamu menatapnya, “Apa lagi, Chris?”“Hati-hati ya!” ujar Chris cemas.“Ya Tuhaaann.., ini Cuma permainan basket biasa, Chris. Gausah terlalu di besar-besarkan.” ujarmu.“Ka Chris, gausah megang tangan *namamu, kasian tuh Justin udh nungguin.” protes Jazzy.“Eh iya, maaf.” ujar Chris tersipu. Dia melepaskan cengkaram tangannya.Kamu menarik nafas. Tampak Justin udh siap. Dari kejauhan, Justin keliatan keren banget. Kamu menghampirinya. “Siap?” tanyanya.Kamu mengangguk, “I guess, I’m ready now.” jawabmu.“COME ON *namamu!!!! YOU CAN DO THAT!!!!” teriak Jazzy ngasih semangat.Justin langsung mendrible bola. Kamu berusaha mengambilnya. Tapi Justin yang lebih tinggi daripada kamu terlihat gampang mengusai permainan. Tak lama kemudian, Justin berhasil memasukkan bola ke ring.“Score 1-0,” bisik Justin.Kamu diam dan mengatur nafasmu yang ngos-ngosan. Chris benar, Justin jago main basket. Kamu langsung mengambil bola, permainan berbalik. Terlihat kali ini kamu cukup menguasai permainan. Justin keliatan agak repot dan kewalahan menghadapi kamu. Kamu emang punya kemampuan lumayan main basket. Kamu berusaha mendekati ring. Kamu meloncat daaann...MASUK!“Yeeeessss...!!!” jeritmu.“Yiippiiieee...!!!!” jerit Jazzy dan Chris. Mereka bertepuk tangan. “Amazing!!!” teriak Chris.Justin terlihat kaget, tapi dia berusaha menutupi. “Now, score 1-1,” bisikmu puas.Justin langsung mendrible bola basket. Kamu gamau score jadi seri. kamu sebisa mungkin menghalangi dia. Justin mulai mendekati ring. Ketika Justin bersiap meloncat untuk memasuki bola...Kamu ikutan loncat, maksutnya berusaha mencegah bola masuk ke ring. Namun, Justin udah keburu melempar bola. Akibatnya...“Aaaaa....!!!” jeritmu. Bola memang terlempar, tapi bukannya masuk ke ring, tapi malah terbentur mengenai kepalamu.“*namammuu...!!!” jerit Justin.Kamu merasa bintang-bintang berputar di kepalamu. Lalu..., semuanya terasa gelap.



***



“Justin, what are you doing?!” tanya Jazzy. Dia menghampiri ke lapangan.“I don’t know,” ujar Justin cemas. “Aku bermaksud memasukkan bola ke ring, tapi dia berusaha menghalangi dan akhirnya..., bola basketnya mengenai kepalanya.”“Juussstttiiinnn...!!!” teriak Chris dari kejauhan. Chris ingin sekali menghampiri ke lapangan, tapi kakinya yang terkilir tak bisa berjalan.“Kurasa dia pingsan,” ujar Jazzy.Justin terlihat cemas. Dia menepuk-nepuk pipimu, “Hey *namamu, wake up pleaseee..,”“Sebaiknya kita bawa dia ke bangku di bawah pohon dulu disana,” usul Jazzy. “Disini panas, kasian pasti dia tidak mungkin siuman.”“Aku juga maunya dia jangan pingsan disini, tapi bagaimana caranya memindahkan dia?” tanya Justin polos.“Ya kamu gendong lah!” teriak Jazzy kesel.“Hah?” Justin kaget. “Kenapa harus aku?”“Aku masih kecil Justy,” ujar Jazzy. “Chris juga terkilir, mana mungkin dia bisa menggendong *namamu.”“Baiklah, aku akan menggendongnya.” ujar Justin menyerah.Akhirnya, Justin menggendongmu. Justin membawamu yang masih pingsan ke bawah pohon ek. Kamu ditidurkan di atas rumput yang di alasi tikar.“Justin, kenapa kamu menggendong *namamu?” tanya Chris.“Dia pingsan,” sela Justin. “Hah?!” Chris kaget. “Pingsan? Kobisa?”“Sudahlah jangan banyak ngomong dulu!” omel Justin. “Ada yang bawa minyak kayu putih?”“Ada,” ujar Chris. “Tuh, ambil di tas kulitku,”Justin meneteskan beberapa tetes kayu putih ke tangannya, lalu dengan lembut Justin mengoleskan minyak kayu putih ke hidung, leher, dan telapak tanganmu.“Dia belum sadar juga...,” lirih Justin. “Jazzy, coba buka keranjang rotan itu, ada air putihnya ga?”Jazzy tampak membuka keranjang rotan. “Gaada Justy, hanya ada roti dan sari jeruk.”“Shit!” umpat Justin. “Air putih? Aku bawa ko!” ujar Chris.“Mana? Cepetan! Aku takut dia kenapa-kenapa!” teriak Justin cemas.“Ada tasku, tapi airnya dingin. Soalnya tadi aku masukin botolnya ke freezer. Gapapa?” tanya Chris.“Gapapa, malah bagus air dingin.”“Yaudah, Jazzy tolong ambilkan botolnya!” perintah Chris.Jazzy terlihat mengaduk isi tas Chris, lalu diambilnya sebotol ait putih yang masih dingin. “Ini Justin,”Justin dengan cepat membuka botolnya. Justin mengambil saputangan. Dibasahinya saputangan itu dengan air dingin. Lalu, di kompresnya kepalamu dengan lap dingin itu.“Come on.., please wake up...,” lirih Justin cemas sambil terus mengompres kepalamu.Kamu tetap belum sadar juga. Justin membelai-belai rambutmu yang basah sambil terus mengompres, “Kenapa kamu belum bangun juga, sih?” keluhnya.Justin terus mengompresmu dengan air dingin. Kamu merasa sesuatu yang sejuk menyentuh dahimu. Kamu membuka matamu perlahan.Sesosok wajah tampan berambut pirang dengan wajah cemas tampak memperhatikanmu. “J.., Juusss..., Jussttiinnn....,” lirihmu. Terlihat sosok wajah itu membentuk senyuman di bibirnya, “Yes, I’m.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar