Akhirnya sampai juga di Atlanta.
“Aku pulangg...!!!” teriak Justin senang. Kamu pun masuk ke rumah.
Tampak Mama Pattie duduk di kursi roda dengan wajah tak bersahabat. Ada juga Caitlin, Chris, dan Chaz menatapmu dengan tatapan tajam.
“Hai, ada apa semuanya? Kalian nampak tidak ramah menyambut kedatangan kami.” kata Justin.
“Bawa gadis itu pulang ke Indonesia, Justin...,” ujar Mama Pattie.
Kamu kaget. “Ada apa ini?” tanyamu bingung.
Tiba2, Dennis muncul!
“*namamu, ayo kita pulang,” ajak Dennis smbil memegang tanganmu.
“Apa-apaan sihhh...!!!” teriakmu. “Lepaassssss!!!!”
Justin marah, “Who are you? Don’t touch my girlfriend!!!” teriak Justin marah.
“Justin, don’t mad to him!” teriak Caitlin. “Biarkan dia pergi dengan laki-laki itu.”
“Kenapa kamu berkata seperti itu? Aku tak akan membiarkannya pergi!” teriak Justin.
Mama Pattie mengulurkan sbuah amplop, “Open this, Justy...,”
Justin membuka amplop itu. Wajahnya langsung berubah merah, Justin menatapmu. “Tell me! Do you know who’s he?”
Kamu menggeleng. Dennis marah, “She’s LIE!!! She’s know who I am!!!”
Justin memegang bahumu, “TELL ME!!! WHO’S HE!!!” teriaknya marah.
Kamu takut dan menunduk, “Yeah, I know who’s him. he’s my old friends in Indonesia.” katamu.
“No, she’s lie! I’m her boyfriend!!!” teriak Dennis.
Kamu menatap Dennis, “SHUT UP!!!”
“Kamu yg harusnya diam!!!” teriak Justin.
Kamu menatap Justin tak percaya, “apa maksudmu?”
Justin mengulurkan foto. Kamu melihatnya.
OMG!!! di foto itu, terlihat kamu dan Dennis lagi duduk berpelukan mesra. Kamu pake dress putih yg dipake waktu kamu menemui Dennis. Itu foto editaaannn!!!
“It’s possseeerrrr!!!!!” teriakmu.
“Jangan pernah membual,” potong Mama Pattie. “Kamu sudah membohongi anakku.”
“I’m not lie, mom..,” katamu.
“Don’t call me ‘Mom’ again!” potong Mama Pattie cepat.
“I’m sorry,” katamu. “But, I’m sure, I’m not lie. Me and him just friends, this photo is poser!” jelasmu.
Justin menatapmu dengan pandangan bimbang, antara percaya dan tidak.
“Justin, please..., believe me..,” katamu.
Dennis memegang tanganmu, “Sudahlah sayang, gausah ditutup-tutupin lagi. Kita kan akan bertunangan.”
Kamu menampar Dennis, “DON’T SAY ANYTHING!!! SHUT UP!!!” teriakmu.
“Kamu lebih baik pulang dengan pacarmu asal Indonesia, kedua orangtuamu sangat mengkhawatirkanmu.” timpal Caitlin.
“Kamu diam dan jangan ikut campur, Caitlin!” katamu marah.
“Kamu gabisa menyuruhku diam! Aku hanya ingin kamu pulang ke Indo dan kembali ke orangtuamu bersama pacar aslimu!” teriak Caitlin.
“SSSTTTOOOPPPPP....!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Justin.
Kamu diam. Caitlin juga diam.
“Aku baru pulang, dan aku sangat lelah. Besok, aku harus berangkat ke Australia untuk tour-ku.”
Mama Pattie mengelus-ngelus punggung Justin, “Sabar sayang, kamu harus tenang,”
“Do you hear that?” tanya Caitlin. “Justin’s say he’s tired. You Must come back to Indonesia now!”
“Tapi...,” kamu menolak.
“I think that’s good idea,” lirih Justin.
Kamu menatap Justin, “What? Kamu menyuruhku pulang?”
Justin mengangguk, “Maaf, aku tak mau berdebat. Smua foto ini sudah merupakan bukti yg jelas. Kamu telah berselingkuh. Maaf, aku tak bisa percaya padamu.”
Kamu menatap Justin dengan pandangan tak percaya. “Apa kamu tak bisa membedakan, mana foto editan dan foto asli?”
Justin menggeleng dan masuk ke kamarnya. Mama Pattie mendekatimu, “Maaf, kamu harus menjauhi anakku mulai detik ini.”
Chris memegang pundakmu, “Aku tak mau ikut cmpur masalah ini. Tapi..., melihat foto2 ini, aku sangat kecewa dengan sikapmu.”
Chaz malah ga peduli dan nyusul Justin ke kamarnya. Caitlin menghampirimu dan trsnyum mengejek, “Lain kali, jangan pernah memainkan hatinya Justin.”
Kamu ngerasa sakit hati. Ada yg memfitnahmu. Dennis menarik tanganmu, “Kita pulang ke hotelku di California!’
Kamu berontak, “Jangan pegang akuu!!!!”
Kamu berlari keluar. “*namamuuu..!!” trdengar suara kecil. Kamu menoleh, Jazmyn!
“Kamu mau kemana?” tanya Jazzy. “Kamu kan berjanji mau tidur denganku lagi malam ini.”
Kamu trsnyum, “I’m sorry Jazzy, I can’t. I must go now.” katamu sedih.
Jazzy menghapus air matamu, “Why you cry?”
kamu ngegeleng, “I’m not cry, honey.”
“Are you cry because Justin?” tanya Jazzy. “Aku akan menyuruh Justin meminta maaf padamu. Kenapa dia bisa membuatmu menangis.”
Kamu ngegeleng, “Justin never make me cry. I cry because something.”
Jazzy memelukmu, “Please.., don’t go.”
Kamu memeluk Jazzy dan mencium keningnya, “I can’t, I must go. Tolong sampaikan salamku terhadap Justin dan Mama pattie. Sampaikan juga permintaan maafku....,”
Kamu memeluk Jazzy dan pergi bersama Dennis meninggalkan rumah Justin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar